Social Icons

Senin, 03 Maret 2014

Asa di Tanah Daranante


Asa di Tanah Daranante

Sebentar lagi even pesta demokrasi di negeri ini akan akan diselenggarakan untuk memilih para legislator, yakni pada tanggal 9 April 2014 yang akan datang. Seperti biasanya, partai politik saling berlomba-lomba dalam memikat hati para konstituen, maklum latah tahun politik. Partai politik melalui para Calon Legislatif (Caleg) yang berperan sebagai ujung tombak partai pun sangat giat melakukan sosialisasi dalam rangka mempromosikan partai dan tentunya diri mereka sendiri sebagai jagoan dari masing-masing partai yang ikut bertarung di even pesta demokrasi yang dilaksanakan setiap lima tahun sekali untuk memilih para Dewan Perwakilan Rakyat (DPR), baik di tingkat Pusat, Propinsi maupun di tingkat Kabupaten/Kota.
Seperti biasa tidak ada yang istimewa, partai-partai politik hanya melakukan propaganda kepentingan partai saja, tidak ada pendidikan politik yang memadai bagi masyarakat. Dengan bahasa sederhananya, partai-partai berbuat jika ada yang diinginkan dari masyarakat sebagai konstituennya. Demokrasi masih hanya dijalankan secara prosedural saja, tanpa menyentuh substansialnya, bahkan pendidikan politik seakan-akan sengaja diabaikan begitu saja oleh partai-partai politik di negeri ini. Kondisi ini diperparah lagi dengan perekrutan Caleg yang seakan-akan hanya mementingkan popularitas para Caleg saja, tanpa melihat kapasitas individu. Hal ini terlihat jelas dalam perekrutan para Caleg, terutama para Caleg perempuan yang masih hanya sekedar untuk memenuhi ketentuan 30% keterwakilan perempuan di setiap daerah pemilihan. Dan ironisnya kaum perempuan sendiri pun masih minim yang tertarik untuk terjun di dunia politik.
Fenomena ini yang mungkin membuat masyarakat tidak memiliki kepercayaan kepada partai dan para Caleg-nya, sehingga masyarakat semakin merasa jenuh dan mungkin juga kondisi ini yang mendorong masyarakat menjadi enggan menggunakan hak suaranya untuk memilih para legislator yang akan bertugas menyuarakan kepentingan mereka dalam berbangsa dan bernegara.
Komunitas Indonesia Untuk Demokrasi (KID), melalui Sekolah Demokrasinya di beberapa wilayah di negeri ini, telah membawa secercah harapan dan angin segar bagi masyarakat. Angin segar itu juga menjadi alternatif bagi masyarakat di Propinsi Kalimantan Barat, khususnya bagi masyarakat di Kabupaten Sanggau. Hal ini dapat dimaklumi karena untuk pulau Kalimantan, hanya Propinsi Kalimantan Barat yang beruntung memiliki Sekolah Demokrasi yang diselenggarakan oleh Lembaga Pergerakan Rakyat (ELPAGAR) Kalimantan Barat, dan pelaksanaannya hanya satu-satunya Kabupaten Sanggau. Untuk diketahui, para pesertanya terdiri dari berbagai latar belakang, ada yang dari birokrasi, politisi, pengusaha, dan civil society (masyarakat sipil) dengan menempuh pendidikan selama satu tahun.


Para alumnus dan peserta Sekolah Demokrasi yang berlatar belakang politisi juga ikut serta berlaga di even pesta demokrasi ini yang diselenggarakan kali ini. Mereka tersebar di lima daerah pemilihan yang ada di Kabupaten Sanggau untuk memperebut kursi Dewan Perwakilan Daerah (DPRD) Kabupaten sanggau, serta satu orang alumni perempuan yang akan bertarung memperebutkan kursi DPRD di Tingkat Propinsi Kalimantan Barat. Dengan pendidikan demokrasi yang mereka terima selama satu tahun lamanya, diharapkan mereka mampu memberikan warna baru dalam kancah politik di negeri ini, khususnya di Kabupaten Sanggau, dan tentunya politik yang mencerminkan serta mempraktekkan nilai-nilai dan perilaku demokrasi yang baik dan benar.

Sekedar informasi, di bawah ini adalah daftar nama Caleg dari Sekolah Demokrasi Sanggau (Baik peserta maupun alumni) :
No.
NAMA CALEG
NOMOR URUT
PARTAI
DAPIL
1.
Abdul Muthalif, S.Pd
4
HANURA
4
2.
Abdillah Marzuki
7
PAN
3
3.
Andreas Sisen, S.Hut
1
NASDEM
1
4.
Aswandi
2
PPP
5
5.
Boby Hartanto, ST
3
PKPI
1
6.
Deasy Anggela
3
PAN
1
7.
Efipania Ratih
6
GOLKAR
1
8.
Helimiati
5
PKB
5
9.
Ela Karnela Eka. W, SP
3
HANURA
1
10.
Herkulanus Tatam, SP
6
PDIP
5
11.
Indrayati
5
PAN
5
12.
Jaelani, SH
2
PDIP
2
13.
Konggo Djintalong, ST
8
GOLKAR
1
14.
Megawati
5
PDIP
5
15.
Mery
8
PDIP
1
16.
Rani Rahmawani
4
NASDEM
1
17.
Mulyadi, SP
1
HANURA
3
18.
Regina Rochyani, SH
2
NESDEM
1
19.
Rosni
2
PDIP
1
20.
Sri Wahyuni
6
PKB
4
21.
Tomy Kristian
6
PAN
5
22.
Yeremias Marselinus, S.Pd SD
1
PDIP
5
23.
Yohanes Haremius
7
GERINDRA
4
24.
Zaenuri, SH
6
PKB
1
25.
Imelda Nalaprana
1
PAN
Caleg Propinsi
Keterangan : DAPIL 1 (Kecamatan Kapuas), DAPIL 2 (Kecamatan Tayan Hilir, Meliau, Toba), DAPIL 3 (Kecamatan Parindu, Tayan Hulu, Balai), DAPIL 4 (Kecamatan Kembayan, Beduai, Noyan, Sekayam, Entikong), DAPIL 5 (Kecamatan Mukok, Bonti, Jangkang)


Jika dilihat dari sekian banyak alumni dan peserta Sekolah Demokrasi Sanggau yang ikut dalam pemilihan calon legislatif, jelas ini adalah suatu potensi yang bisa menjadi titik awal pembawa perubahan Kabupaten Sanggau kearah yang lebih baik. Tentunya kita tidak mengharapkan sebaliknya, kehadiran mereka malah menjadi sebuah kutukkan bagi masyarakat, artinya kita tidak berharap kehadiran mereka tidak membawa perubahan apa-apa bagi masyarakat, malah semakin mempersulit masyarakat bahkan tidak memberikan akses bagi masyarakat untuk memperoleh hak-hak sebagai warga negara.
Menilik dari strategi yang digunakan para Caleg yang berasal dari alumni dan peserta Sekolah Demokrasi Sanggau, kita bisa melihat bagaimana mereka sudah berupaya menerapkan nilai-nilai dan perilaku demokrasi yang baik untuk merebut hati para konstituen. Dalam proses mensosialisasikan diri mereka sebagai Caleg dari masing-masing partai tempat mereka bernaung, terlihat dengan sangat jelas bahwa mereka tidak meniupkan isu SARA dan money politic (politik uang) sebagai strategi utama untuk merebut hati masyarakat, namun yang mereka tonjolkan adalah bagaimana memberikan pendidikan politik yang benar bagi masyarakat sebagai pemilih guna menggunakan hak pilihnya dengan baik dan benar.
Harapan dan warna baru di kancah perpolitikan di Kabupaten Sanggau sudah mereka siratkan, dan tentunya mereka tidak akan mampu berbuat banyak, jika tanpa dukungan dari kita sebagai masyarakat yang memiliki hak untuk memilih. Beranjak dari titik inilah kita sebagai masyarakat harus merasa terpanggil untuk ikut berpartisipasi dalam proses membawa daerah kita kearah perubahan yang lebih baik dengan cara ikut serta menggunakan hak suara kita untuk memilih Caleg yang berkompeten.
Kelak, seandainya mereka tepilih sebagai legislator, sebagai masyarakat tentunya kita sangat berharap agar para Caleg dari Sekolah Demokrasi tidak menciderai harapan-harapan masyarakat yang telah diembankan di pundak mereka. Semoga mereka tetap sadar bahwa mereka adalah jelmaan dari masyarakat, oleh karena itu mereka harus berbuat untuk kepentingan masyarakat yang mereka wakili. Dan kita selaku masyarakat juga harus sadar bahwa kita berhak untuk selalu memonitoring kinerja mereka, mengingatkan mereka bahwasanya masyarakat (rakyat) adalah tuan yang sesungguhnya.












0 komentar:

Posting Komentar

 

Followers

Powered By Blogger

Sample Text

SELAMAT DATANG DI BLOG SAYA
"Hidup Tidak Akan Memberikan Makna, Kitalah Yang Harus Memaknai Hidup"