“ Asa di Tanah Daranante ”
Sebentar
lagi even pesta demokrasi di negeri ini akan akan diselenggarakan untuk memilih
para legislator, yakni pada tanggal 9 April 2014 yang akan datang. Seperti
biasanya, partai politik saling berlomba-lomba dalam memikat hati para
konstituen, maklum latah tahun politik. Partai politik melalui para Calon
Legislatif (Caleg) yang berperan sebagai ujung tombak partai pun sangat giat
melakukan sosialisasi dalam rangka mempromosikan partai dan tentunya diri
mereka sendiri sebagai jagoan dari masing-masing partai yang ikut bertarung di
even pesta demokrasi yang dilaksanakan setiap lima tahun sekali untuk memilih
para Dewan Perwakilan Rakyat (DPR), baik di tingkat Pusat, Propinsi maupun di
tingkat Kabupaten/Kota.
Seperti
biasa tidak ada yang istimewa, partai-partai politik hanya melakukan propaganda
kepentingan partai saja, tidak ada pendidikan politik yang memadai bagi
masyarakat. Dengan bahasa sederhananya, partai-partai berbuat jika ada yang
diinginkan dari masyarakat sebagai konstituennya. Demokrasi masih hanya
dijalankan secara prosedural saja, tanpa menyentuh substansialnya, bahkan pendidikan
politik seakan-akan sengaja diabaikan begitu saja oleh partai-partai politik di
negeri ini. Kondisi ini diperparah lagi dengan perekrutan Caleg yang
seakan-akan hanya mementingkan popularitas para Caleg saja, tanpa melihat
kapasitas individu. Hal ini terlihat jelas dalam perekrutan para Caleg,
terutama para Caleg perempuan yang masih hanya sekedar untuk memenuhi ketentuan
30% keterwakilan perempuan di setiap daerah pemilihan. Dan ironisnya kaum
perempuan sendiri pun masih minim yang tertarik untuk terjun di dunia politik.
Fenomena
ini yang mungkin membuat masyarakat tidak memiliki kepercayaan kepada partai
dan para Caleg-nya, sehingga masyarakat semakin merasa jenuh dan mungkin juga
kondisi ini yang mendorong masyarakat menjadi enggan menggunakan hak suaranya
untuk memilih para legislator yang akan bertugas menyuarakan kepentingan mereka
dalam berbangsa dan bernegara.
Komunitas
Indonesia Untuk Demokrasi (KID), melalui Sekolah Demokrasinya di beberapa
wilayah di negeri ini, telah membawa secercah harapan dan angin segar bagi
masyarakat. Angin segar itu juga menjadi alternatif bagi masyarakat di Propinsi
Kalimantan Barat, khususnya bagi masyarakat di Kabupaten Sanggau. Hal ini dapat
dimaklumi karena untuk pulau Kalimantan, hanya Propinsi Kalimantan Barat yang
beruntung memiliki Sekolah Demokrasi yang diselenggarakan oleh Lembaga
Pergerakan Rakyat (ELPAGAR) Kalimantan Barat, dan pelaksanaannya hanya
satu-satunya Kabupaten Sanggau. Untuk diketahui, para pesertanya terdiri dari
berbagai latar belakang, ada yang dari birokrasi, politisi, pengusaha, dan civil society (masyarakat sipil) dengan menempuh
pendidikan selama satu tahun.
Para
alumnus dan peserta Sekolah Demokrasi yang berlatar belakang politisi juga ikut
serta berlaga di even pesta demokrasi ini yang diselenggarakan kali ini. Mereka
tersebar di lima daerah pemilihan yang ada di Kabupaten Sanggau untuk
memperebut kursi Dewan Perwakilan Daerah (DPRD) Kabupaten sanggau, serta satu
orang alumni perempuan yang akan bertarung memperebutkan kursi DPRD di Tingkat
Propinsi Kalimantan Barat. Dengan pendidikan demokrasi yang mereka terima
selama satu tahun lamanya, diharapkan mereka mampu memberikan warna baru dalam
kancah politik di negeri ini, khususnya di Kabupaten Sanggau, dan tentunya
politik yang mencerminkan serta mempraktekkan nilai-nilai dan perilaku demokrasi
yang baik dan benar.
Sekedar
informasi, di bawah ini adalah daftar nama Caleg dari Sekolah Demokrasi Sanggau
(Baik peserta maupun alumni) :
No.
|
NAMA CALEG
|
NOMOR URUT
|
PARTAI
|
DAPIL
|
1.
|
Abdul Muthalif, S.Pd
|
4
|
HANURA
|
4
|
2.
|
Abdillah Marzuki
|
7
|
PAN
|
3
|
3.
|
Andreas Sisen, S.Hut
|
1
|
NASDEM
|
1
|
4.
|
Aswandi
|
2
|
PPP
|
5
|
5.
|
Boby Hartanto, ST
|
3
|
PKPI
|
1
|
6.
|
Deasy Anggela
|
3
|
PAN
|
1
|
7.
|
Efipania Ratih
|
6
|
GOLKAR
|
1
|
8.
|
Helimiati
|
5
|
PKB
|
5
|
9.
|
Ela Karnela Eka. W, SP
|
3
|
HANURA
|
1
|
10.
|
Herkulanus Tatam, SP
|
6
|
PDIP
|
5
|
11.
|
Indrayati
|
5
|
PAN
|
5
|
12.
|
Jaelani, SH
|
2
|
PDIP
|
2
|
13.
|
Konggo Djintalong, ST
|
8
|
GOLKAR
|
1
|
14.
|
Megawati
|
5
|
PDIP
|
5
|
15.
|
Mery
|
8
|
PDIP
|
1
|
16.
|
Rani Rahmawani
|
4
|
NASDEM
|
1
|
17.
|
Mulyadi, SP
|
1
|
HANURA
|
3
|
18.
|
Regina Rochyani, SH
|
2
|
NESDEM
|
1
|
19.
|
Rosni
|
2
|
PDIP
|
1
|
20.
|
Sri Wahyuni
|
6
|
PKB
|
4
|
21.
|
Tomy Kristian
|
6
|
PAN
|
5
|
22.
|
Yeremias Marselinus, S.Pd SD
|
1
|
PDIP
|
5
|
23.
|
Yohanes Haremius
|
7
|
GERINDRA
|
4
|
24.
|
Zaenuri, SH
|
6
|
PKB
|
1
|
25.
|
Imelda Nalaprana
|
1
|
PAN
|
Caleg Propinsi
|
Keterangan
: DAPIL 1 (Kecamatan Kapuas), DAPIL 2 (Kecamatan Tayan Hilir, Meliau, Toba),
DAPIL 3 (Kecamatan Parindu, Tayan Hulu, Balai), DAPIL 4 (Kecamatan Kembayan,
Beduai, Noyan, Sekayam, Entikong), DAPIL 5 (Kecamatan Mukok, Bonti, Jangkang)
Jika
dilihat dari sekian banyak alumni dan peserta Sekolah Demokrasi Sanggau yang
ikut dalam pemilihan calon legislatif, jelas ini adalah suatu potensi yang bisa
menjadi titik awal pembawa perubahan Kabupaten Sanggau kearah yang lebih baik.
Tentunya kita tidak mengharapkan sebaliknya, kehadiran mereka malah menjadi sebuah
kutukkan bagi masyarakat, artinya kita tidak berharap kehadiran mereka tidak
membawa perubahan apa-apa bagi masyarakat, malah semakin mempersulit masyarakat
bahkan tidak memberikan akses bagi masyarakat untuk memperoleh hak-hak sebagai
warga negara.
Menilik
dari strategi yang digunakan para Caleg yang berasal dari alumni dan peserta
Sekolah Demokrasi Sanggau, kita bisa melihat bagaimana mereka sudah berupaya
menerapkan nilai-nilai dan perilaku demokrasi yang baik untuk merebut hati para
konstituen. Dalam proses mensosialisasikan diri mereka sebagai Caleg dari
masing-masing partai tempat mereka bernaung, terlihat dengan sangat jelas bahwa
mereka tidak meniupkan isu SARA dan money
politic (politik uang) sebagai strategi utama untuk merebut hati
masyarakat, namun yang mereka tonjolkan adalah bagaimana memberikan pendidikan
politik yang benar bagi masyarakat sebagai pemilih guna menggunakan hak
pilihnya dengan baik dan benar.
Harapan
dan warna baru di kancah perpolitikan di Kabupaten Sanggau sudah mereka
siratkan, dan tentunya mereka tidak akan mampu berbuat banyak, jika tanpa
dukungan dari kita sebagai masyarakat yang memiliki hak untuk memilih. Beranjak
dari titik inilah kita sebagai masyarakat harus merasa terpanggil untuk ikut berpartisipasi
dalam proses membawa daerah kita kearah perubahan yang lebih baik dengan cara
ikut serta menggunakan hak suara kita untuk memilih Caleg yang berkompeten.
Kelak,
seandainya mereka tepilih sebagai legislator, sebagai masyarakat tentunya kita
sangat berharap agar para Caleg dari Sekolah Demokrasi tidak menciderai
harapan-harapan masyarakat yang telah diembankan di pundak mereka. Semoga
mereka tetap sadar bahwa mereka adalah jelmaan dari masyarakat, oleh karena itu
mereka harus berbuat untuk kepentingan masyarakat yang mereka wakili. Dan kita
selaku masyarakat juga harus sadar bahwa kita berhak untuk selalu memonitoring
kinerja mereka, mengingatkan mereka bahwasanya masyarakat (rakyat) adalah tuan
yang sesungguhnya.